Jualan Mode Pakaian Stylish title

Menjual berbagai mode pakaian menarik dengan perkembangan zaman,disediakan dengan berbagai usia, dijamin tidak membosankan.

Jualan Mode Hijab Stylish

Menyediakan berbagai jenis Hijab dalam berbagai Mode Untuk Remaja yang binggung dalam gaya model berhijab, dijamin harga terjangkau dan memuaskan.

Tips and Trick Yang Simple

Menyediakan berbagai Tips and Trick yang akan berguna dalam berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari hari serta mempermudah dalam suatu penyelesaian masalah.

Ayok kita berpuisi

Dengan berpuisi kita akan dapat mengeksplore dan mengasah kemampuan kita dalam membaca maupun membuat puisi.

Senin, 11 September 2017

jual jilbab warna biru



DI JUAL DISKON 50 %


Di jual jilbab warna biru dengan kualitas yang  bagus, ombinasi antar warna-warna netral tidak akan terlalu banyak menimbulkan singgungan, karena warna netral pada dasarnya merupakan warna yang “tidak aktif”, sehingga tidak ada warna yang ingin menonjol sendiri.
Nah, jika Kamu ingin tampil sedikit lebih mencolok, maka Kamu bisa menggunakan warna-warna yang cerah (selain warna netral) yang memiliki karakter yang cukup menonjol untuk dikombinasikan dengan warna netral. Kamu tinggal memilih satu warna yang berkarakter lalu Kamu kombinasikan dengan satu atau lebih warna netral, misalkan kombinasi warna pink atau warna merah dengan warna hitam. Dengan kombinasi seperti itu, Kamu bisa mendapatkan penampilan yang lebih berani, di sisi lain Kamu tidak akan kesulitan dalam mencari padanannya.
  

Image result for jilbab biruharga jilbab = Rp. 50000
Diskon =50 %

Share:

Senin, 04 September 2017

Fungsi Perwakilan Diplomatik




Fungsi Perwakilan Diplomatik

Definisi Pewakilan Diplomatik
Perwakilan Diplomatik adalah perwakilan suatu Negara di Negara lain dalam arti politik yaitu mewakili negaranya di negara lain
Proses Pengangkatan Perwakilan Diplomatik
      Kedua Negara saling memberikan informasi tentang pegangkatan diplomatik.
      Kedua Negara mengajukan permohonan persetujuan.
      Diplomat harus menerima suatu kepercayaan.
      Diplomat memperoleh ketentuan saat bertugas.
      Diplomat menyerahkan surat kepercayaan.
      Diplomat mengucapkan pidato saat penyerahan kekuasaan. 
Perangkat Perwakilan Diplomatik
Ø Duta besar (ambasador)
    Tingkat tertinggi yang mempunyai kekuasaan penuh
Ø Duta (Envoy)
    Pangkatnya lebih rendah bertugas menyelesaikan persoalan kedua negara
Ø Menteri residen
Tugasnya mengurus negara dan tidak berhak mengadakan pertemuan dengan  kepala Negara tempat ia bertugas
Ø      Kuasa Usaha
uasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara, tetapi kepada Menteri Luar Negeri Negara penerima
Ø Atase-atase
    Pejabat pembantu dari Duta Besar Berkuasa Penuh
    Terdiri dari:
    -Atase Pertahanan
    -Atase teknis
Faktor-faktor penempatan perwakilan diplomatik
       Penting tidaknya kedudukan Negara pengutus dan penerima perwakilan itu
       Erat tidaknya hubungan antara Negara yang mengadakan perhubungan
       Besar kecilnya kepentingan antara Negara yang saling berhubungan 
Fungsi Perwakilan Diplomatik
      Mewakili Negara pengirim didalam Negara penerima
      Melindungi kepentingan Negara pengirim
      Mengadakan persetujuan dengan Negara penerima
      Memelihara hubungan persahabatan 
      Melakukan pengamatan, penelitian, dan pelaporan
          Hak-hak Perwakilan Diplomatik
1.    Hak Immunitas
      Seorang Diplomat punya hak perlindungan
      Tidak tunduk pada pengadilan pidana maupun perdata di Negara perwakilan
      Bebas dari pembayaran pajak, bea masuk
      Kekebalan gedung perwakilan berlaku juga untuk arsip yang tersimpan dalam gedung

2.    Hak Ekstrateritorial

Hak kebebasan perwakilan diplomatik terhadap daerah perwakilan, termasuk halaman gedung serta perlengkapannya, seperti bendera, lambang Negara, dokumen.
Pelaksanaan Hubungan Internasional
      Mulainya tugas

Mulai bertugas di Negara penerima setelah perwakilan diplomatik menyerahkan surat kepercayaan kepada  Negara penerima
      Berakhirnya tugas

1.     Sudah habis masa jabatan
2.      Adanya pemanggilan dari Negara pengirim
3.      Karena tidak disenangi oleh pemerintah tempat ia bertugas
4.      Terjadi perang antara Negara pengirim dan penerima


                                                                    


Share:

Makalah Sejarah Perlawanan PETA Blitar






TUGAS TERSTRUKTUR
SEJARAH
PERLAWANAN PETA BLITAR
Oleh:
Evia Sopya M. S

SMA NEGERI 1 PURWANTORO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017




KATA PENGANTAR

    
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini .
            Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk dapat membangkitkan motivasi generasi muda agar mempunyai cita-cita yang positif dan memiliki masa depan yang lebih baik.
     Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih  kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat makalah ini.
      Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca dan penyusun juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam makalah ini.
 Wassalamualaikum Wr.Wb

                                                                                                                                 `                                                                                                                    Purwantoro, 11 April 2017


Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemberontakan PETA di Blitar dilatarbelakangi oleh semakin sulitnya kehidupan rakyat saat itu dan juga keinginan merdeka atas kepercayaan bahwa tentara Jepang akan segera kalah dalam perang asia timur raya sesuai berita yang didapat dari radio Internasional dimana satu persatu daerah kekuasaannya di asia jatuh ketangan sekutu. sehingga sebelum tentara sekutu mendarat di Indonesia dan mengembalikan Indonesia sebagai wilayah pendudukan Belanda.Indonesia harus merdeka dan mendapat pengakuan internasional sehingga mencegah hal itu terjadi. Nurani para komandan muda itu tersentuh dan tersentak melihat penderitaan rakyat Indonesia yang diperlakukan bagaikan budak oleh tentara Jepang. Kondisi Romusha, yakni orang-orang yang dikerahkan untuk bekerja paksa membangun benteng-benteng di pantai sangat menyedihkan.
Banyak yang tewas akibat kelaparan dan terkena berbagai macam penyakit tanpa diobati sama sekali. Para prajurit PETA juga geram melihat kelakuan tentara-tentara Jepang yang suka melecehkan harkat dan martabat wanita-wanita Indonesia. Para wanita ini pada awalnya dijanjikan akan mendapatkan pendidikan di Jakarta, namun ternyata malah menjadi pemuas nafsu seksual para tentara Jepang. Selain itu, ada aturan yang mewajibkan tentara PETA memberi hormat kepada serdadu Jepang, walaupun pangkat prajurit Jepang itu lebih rendah daripada anggota PETA. Harga diri para perwira PETA pun terusik dan terhina. Tanggal 14 Februari dipilh sebagai saat perlawanan karena saat itu akan ada pertemuan besar komandan dan anggota PETA di Blitar sehingga diharapkan anggota PETA yang lain akan ikut bergabung dalam perlawanan sehingga bisa menguasai Blitar dan mendorong pemberontakan di daerah lainnya
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu perlawanan PETA ?
2. Bagaimana kronologi perlawanan PETA ?
3. Bagaimana akhir perlawanan PETA ?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui  perlawanan peta
2. Mengetahui bagaimana kronologi peta
3. Mengetahui akhir perlawanan peta
BAB II
ISI
2.1  PERLAWANAN PETA
PETA (singkatan dari "Pembela Tanah Air") adalah bentukan junta militer pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia yang didirikan pada bulan Oktober 1943. Jepang merekrut para pemuda Indonesia untuk dijadikan sebagai tentara teritorial guna mempertahankan Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera jika pasukan Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, dkk.) tiba. Tentara-tentara PETA mendapatkan pelatihan militer dari tentara Kekaisaran Jepang, tetapi berbeda dengan tentara-tentara HEIHO yang ikut bertempur bersama tentara-tentara Jepang di berbagai medan tempur Asia seperti Myanmar, Thailand, dan Filipina. Tentara PETA belum pernah mengalami pengalaman tempur.
 Perlawanan PETA Blitar merupakan salah satu perlawanan terhadap tentara kekaisaran Jepang yang menguasai Indonesia saat itu.bila melihat dari sejarahnya tentara PETA (Pembela tanah Air) merupakan organisasi militer yang dibentuk tentara Kekaisaran Jepang sebagai tentara cadangan untuk melindungi Indonesia. dari serbuan tentara Sekutu (USA,Inggris,Australia,dll ) yang di tahun 1945 terus mendesak tentara Kekaisaran Jepang Shodancho Supriyadi, Shodancho Muradi, dan rekan-rekannya adalah lulusan angkatan pertama pendidikan komandan peleton PETA di Bogor. Mereka lantas dikembalikan ke daerah asalnya untuk bertugas di bawah Daidan (Batalyon) Blitar.
Nurani para komandan muda itu tersentuh dan tersentak melihat penderitaan rakyat Indonesia yang diperlakukan bagaikan budak oleh tentara Jepang. Kondisi Romusha, yakni orang-orang yang dikerahkan untuk bekerja paksa membangun benteng-benteng di pantai sangat menyedihkan. Banyak yang tewas akibat kelaparan dan terkena berbagai macam penyakit tanpa diobati sama sekali. Para prajurit PETA juga geram melihat kelakuan tentara-tentara Jepang yang suka melecehkan harkat dan martabat wanita-wanita Indonesia. Para wanita ini pada awalnya dijanjikan akan mendapatkan pendidikan di Jakarta, namun ternyata malah menjadi pemuas nafsu seksual para tentara Jepang. Selain itu, ada aturan yang mewajibkan tentara PETA memberi hormat kepada serdadu Jepang, walaupun pangkat prajurit Jepang itu lebih rendah daripada anggota PETA. Harga diri para perwira PETA pun terusik dan terhina.
Pertemuan-pertemuan rahasia sudah digelar sejak bulan September 1944. Shodancho Supriyadi merencanakan aksi itu bukan hanya sebagai pemberontakan, tetapi juga sebuah revolusi menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pemberontak PETA tersebut menghubungi komandan-komandan batalyon di berbagai wilayah lain untuk bersama-sama mengangkat senjata dan menggalang kekuatan rakyat.



2.2 KRONOLOGI PERLAWANAN PETA
.
Tanggal 14 Februari 1945 kemudian dipilih sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan pemberontakan, karena saat itu akan ada pertemuan besar seluruh anggota dan komandan PETA di Blitar, sehingga diharapkan anggota-anggota PETA yang lain akan ikut bergabung dalam aksi perlawanan. Tujuannya adalah untuk menguasai Kota Blitar dan mengobarkan semangat pemberontakan di daerah-daerah lain.
Walaupun rencana pemberontakan telah dipersiapkan secara baik, akan tetapi terjadi hal yang tidak diduga. Tiba-tiba pimpinan tentara Kekaisaran Jepang memutuskan membatalkan pertemuan besar seluruh anggota dan komandan PETA di Blitar. Selain itu, Kempetai (polisi rahasia Jepang) ternyata sudah mencium rencana aksi Shodancho Supriyadi dan kawan-kawan. Supriyadi pun cemas dan khawatir mereka ditangkap sebelum aksi dimulai.
Shodancho Supriyadi beserta para komandan dan anggota PETA di Blitar juga dihadapkan pada posisi sulit. Apabila terus melanjutkan perlawanan, mereka akan kalah karena jumlah mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan jumlah tentara Kekaisaran Jepang. Namun, jika perlawanan dibatalkan pun tentara Kekaisaran Jepang sudah mengetahui rencana aksi mereka, sehingga kemungkinan besar para pemberontak akan ditangkap, lalu dijatuhi hukuman yang sangat berat, yakni hukuman mati.
Sebenarnya, banyak yang menilai rencana aksi pemberontakan PETA belum siap, salah satunya Sukarno. Dalam perbincangan yang berlangsung cukup seru, Bung Karno sempat meminta Shodancho Supriyadi dan para perwira PETA yang lain siap memikul tanggung jawab maupun akibat apabila aksi pemberontakan PETA ternyata gagal total.

             Ketika Sukarno pulang ke Blitar - kota lokasi rumahnya dan tempat tinggal orang tuanya datanglah beberapa perwira PETA menemuinya. "Kami sudah merencakan pemberontakan, tetapi kami ingin tahu pendapat Bung Karno sendiri," ujar Shodancho Supriyadi, Pemimpin Perwira PETA yang menemui Bung Karno. Sukarno begitu lama terdiam, sampai akhirnya Shodancho Supriyadi menegaskan, "Kita akan berhasil!"

            Sukarno akhirnya mengeluarkan pendapatnya. "Pertimbangkanlah masak-masak. Pertimbangkan untung dan ruginya," ujar Bung Karno. Masih dengan nada suara tertekan karena hati kecilnya tidak setuju langkah Supriyadi dan kawan-kawan, Sukarno melanjutkan, "Saya minta saudara-saudara memikirkan tindakan pemberontakan tidak hanya dari satu segi." Shodancho Supriyadi pun menimpali pendapat Bung Karno dengan penuh semangat, "Saya menjamin. Kita akan berhasil!".

           "Saya berpendapat, saudara-saudara terlalu lemah dalam kekuatan militer untuk dapat melancarkan gerakan semacam itu pada waktu sekarang," tegas Bung Karno yang kembali mengutarakan pendapatnya. Usai bertutur kata, Bung Karno kemudian memandangi wajah-wajah para pemuda yang penuh semangat dan berani menyabung nyawa demi Indonesia merdeka. Bung Karno sadar betul bahwa tidak akan ada yang bisa menghalang-halangi tujuan para pemuda tersebut sedikit pun. Oleh karena itu, Bung Karno lantas menyatakan, "Kalau sekiranya saudara-saudara gagal dalam usaha ini, hendaknya sudah siap memikul akibatnya. Jepang akan menembak mati saudara-saudara semua."

           "Apakah Bung Karno tidak bisa membela kami?", tanya seorang pemuda. "Tidak. Saudara anggota tentara, bukan orang preman. Dalam hukum militer, hukumannya otomatis," jawab Bung Karno seraya menambahkan bahwa kalau sekiranya mereka tetap bertekad bulat hendak memberontak, Bung Karno tidak lagi melarang. Jika perlu, Bung Karno akan ikut membuat rancangan pemberontakan. Akan tetapi, Bung Karno juga harus tetap menjaga hubungan dengan pemerintahan Jepang di Jakarta, yang sedang intens digarap Sukarno dan para tokoh pergerakan lain seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir dalam rangka menuju kemerdekaan Indonesia pada masa transisi tahun 1945.
Tanggal 13 Februari 1945 malam hari, Shodancho Supriyadi memutuskan bahwa pemberontakan tetap harus dilaksanakan. Siap atau tidak siap, inilah saatnya tentara PETA membalas perlakuan tentara Jepang. Shodancho Supriyadi juga berharap bahwa pengorbanan darah dan nyawa para pemberontak PETA akan mengobarkan semangat perjuangan segenap bangsa Indonesia menuju kemerdekaan, meskipun semua orang sudah tahu mereka akan kalah menghadapi tentara Kekaisaran Jepang.
Tidak semua anggota Daidan Blitar ikut memberontak. Shodancho Supriyadi meminta para pemberontak tidak menyakiti sesama anggota PETA walaupun tak mau memberontak. Akan tetapi, semua orang Jepang wajib dibunuh.
Tepat tanggal 14 Februari 1945 dini hari pukul 03.00 WIB, pasukan PETA pimpinan Shodancho Supriyadi menembakkan mortir ke Hotel Sakura yang menjadi kediaman para perwira militer Kekaisaran Jepang. Markas Kempetai juga ditembaki senapan mesin. Akan tetapi ternyata kedua bangunan tersebut sudah dikosongkan, karena pihak Jepang telah mencium rencana aksi pemberontakan PETA. Dalam aksi yang lain, salah seorang bhudancho (bintara) PETA merobek poster bertuliskan "Indonesia Akan Merdeka" dan menggantinya dengan tulisan "Indonesia Sudah Merdeka!".
Pemberontakan PETA sendiri akhirnya tidak berjalan sesuai rencana. Shodancho Supriyadi gagal menggerakkan satuan lain untuk memberontak dan rencana pemberontakan ini pun terbukti telah diketahui oleh pihak Jepang. Dalam waktu singkat, Jepang mengirimkan pasukan militer untuk memadamkan pemberontakan PETA. Para pemberontak pun terdesak. Difasilitasi oleh Dinas Propaganda Jepang, Kolonel Katagiri menemui Shodancho Muradi, salah satu pentolan pemberontak, dan meminta seluruh pasukan pemberontak kembali ke markas batalyon.
Shodancho Muradi mengajukan syarat kepada Kolonel Katagiri, yakni:
1. Senjata para pemberontak tidak boleh dilucuti Jepang; dan
2. Para pemberontak tidak boleh diperiksa atau diadili Jepang.
Kolonel Katagiri pun setuju. Dia memberikan pedangnya sebagai jaminan. Ini adalah isyarat janji seorang samurai yang harus ditepati. Akan tetapi, janji Katagiri ternyata tidak bisa diterima oleh Komandan Tentara Jepang XVI. Mereka malah mengirim Kempetai untuk mengusut pemberontakan PETA. Jepang pun melanggar janjinya. Sebanyak 78 orang perwira dan prajurit PETA dari Blitar akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara untuk kemudian diadili di Jakarta. Sebanyak enam orang divonis hukuman mati di Ancol pada tanggal 16 Mei 1945, enam orang dipenjara seumur hidup, dan sisanya dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan.
2.3 AKHIR PERLAWANAN PETA
Akhir Perlawanan dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan Pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
Akan tetapi, nasib Shodancho Supriyadi tidak diketahui. Shodancho Supriyadi menghilang secara misterius tanpa ada seorang pun yang mengetahui kabarnya. Sebagian orang meyakini Shodancho Supriyadi tewas di tangan tentara Jepang dalam pertempuran. Sebagian orang juga ada yang meyakini Shodancho Supriyadi tewas diterkam binatang buas di hutan-hutan sekitar Kota Blitar. Sebagian orang pun ada yang meyakini Shodancho Supriyadi melakukan ritual dengan cara menceburkan dirinya ke dalam kawah Gunung Kelud dekat Kota Blitar. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa Shodancho Supriyadi sesungguhnya masih hidup hingga saat ini, hanya saja keberadaannya tidak diketahui atau sering hidup di alam ghaib. Namun satu hal yang pasti, hilangnya Shodancho Supriyadi adalah suatu misteri sejarah nasional Indonesia yang belum jelas hingga saat ini.
Setelah Indonesia merdeka, Shodancho Supriyadi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia yang pertama. Namun, Supriyadi ternyata tidak pernah muncul lagi untuk selama-lamanya, hingga saat pelantikan para menteri. Kemudian, saat para menteri dilantik oleh Presiden Soekarno, tertulis "Menteri Pertahanan belum diangkat". Akhirnya, karena Supriyadi benar-benar tidak muncul lagi, Presiden Soekarno pun mengangkat dan melantik Imam Muhammad Suliyoadikusumo sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia pun mengakui jasa-jasa Supriyadi dan akhirnya mengangkatnya sebagai salah satu pelopor kemerdekaan serta sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.











BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam makalah ini maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu :
            Tujuan jepang datang ke indonesia untuk mendapatkan dukungan dan memanfaatkan indonesia dalam menghadapi sekutu. Rakyat Indonesia tidak terima atas perlakuan Negara Jepang terhadap penduduk Indonesia, kemudian dengan usulan para pemuda PETA Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi ingin menyerang kedudukan Jepang. Tanggal 14 Februari 1945 kemudian dipilih sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan pemberontakan, karena saat itu akan ada pertemuan besar seluruh anggota dan komandan PETA di Blitar, sehingga diharapkan anggota-anggota PETA yang lain akan ikut bergabung dalam aksi perlawanan Jepang tidak langsung menghadapi prajuri PETA, karena prajurit itu masih muda dan belum cukup mempunyai pengalaman, maka mereka dapat dilemahkan hatinya sehingga percaya akan janji Jepang yang tidak terpenuhi. Kolonel Katagiri menemui Syodanco Muradi di medan  dan berjanji akan memperlakukan para prajurit Peta dengan baik tetapi janji tersebut dilanggar. Para pemimpin  pemberontakan Peta ditangkap dilucuti dan dijatuhi hukuman.
3.2 SARAN
Penyusun mengharapkan kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan tidak lupa penyusun juga mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi daripada makalah ini. Mudah - mudahan Tuhan selalu  melimpahkan ridho dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

5. Asril,M.Pd, Sejarah Indonesia Dari Penjajahan Jepang hingga Kemerdekann, FKIP-   Universitas Riau, 2006


 











  













  

Share:

Cari Blog Ini

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

BTemplates.com